时间:2025-05-22 17:22:58 来源:网络整理 编辑:综合
Warta Ekonomi, Jakarta - Di masa Orde Baru, nama Sritex melambung sebagai simbol kebangkitan industr quickq最新官网ios
Di masa Orde Baru, nama Sritex melambung sebagai simbol kebangkitan industri nasional. Perusahaan ini tidak hanya menguasai pasar dalam negeri, tapi juga mengibarkan bendera Indonesia ke panggung global, menjadi pemasok seragam militer lebih dari 100 negara, termasuk NATO dan tentara Jerman.
Namun, kejayaan itu kini tinggal kenangan. Pada 1 Maret 2025, Sritex resmi dinyatakan pailit dan menghentikan seluruh operasionalnya—di era pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
Merajut Kejayaan dari Pasar Klewer
Sritex lahir dari ketekunan HM Lukminto, pria kelahiran Kertosono, Jawa Timur. Ia memulai dari kios kecil di Pasar Klewer, Solo, pada 1966 dengan nama UD Sri Redjeki. Perlahan, usahanya tumbuh menjadi pabrik kelantang dan celup pertama di Solo dua tahun kemudian.
Baca Juga: Profil Iwan Setiawan Lukminto, Putra Mahkota Solo yang Kini Ditahan Kejagung
Era Soeharto menjadi masa emas Sritex. Pada 1978, perusahaan berubah menjadi perseroan terbatas. Tahun 1982, pabrik pemintalan mulai beroperasi. Dan pada 1994, Sritex meraih tonggak sejarah: dipercaya sebagai pemasok resmi seragam militer NATO dan Bundeswehr Jerman. Produk seragamnya bahkan memperoleh paten dari Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual.
Kompleks industri Sritex membentang di atas lahan 150 hektare di Sukoharjo, Jawa Tengah, dan mempekerjakan hingga 25.000 orang. Sekitar 70 persen produksinya diekspor ke pasar internasional. Pada 2013, perusahaan melantai di Bursa Efek Indonesia dengan kode saham SRIL.
Pandemi, Utang, dan Akhir Sebuah Dinasti
Kejayaan itu mulai retak pasca wafatnya Lukminto pada 2014. Estafet kepemimpinan dilanjutkan oleh kedua anaknya, Iwan Setiawan Lukminto dan Iwan Kurniawan Lukminto. Namun, badai datang tanpa ampun.
Pandemi COVID-19 memukul telak sektor tekstil. Pendapatan Sritex anjlok dari US$1,3 miliar pada 2019 menjadi US$847 juta pada 2020. Tahun berikutnya, kerugian membengkak hingga Rp15,4 triliun. Total utang pun menumpuk hingga Rp26,2 triliun.
Baca Juga: Komisaris Utama Sritex Ditangkap, Kejagung Bilang Masih Berstatus Saksi
Upaya restrukturisasi melalui Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) kandas. Mahkamah Agung menolak kasasi perusahaan pada Desember 2024. Status pailit pun resmi inkrah. Rapat kreditur pada 28 Februari 2025 memutuskan penghentian operasional. Per 1 Maret, pabrik-pabrik Sritex ditutup, dan 10.665 karyawan dirumahkan.
Dari Pewaris ke Tersangka
Tragedi Sritex belum berakhir. Pada 21 Mei 2025, Kejaksaan Agung menetapkan Iwan Setiawan Lukminto, putra pendiri sekaligus mantan Direktur Utama Sritex, sebagai tersangka kasus korupsi kredit bermasalah. Ia diduga menyalahgunakan dana pinjaman dari lebih dari 20 bank—termasuk Bank DKI dan Bank BJB—dengan total nilai kredit bermasalah mencapai Rp3,58 triliun. Negara ditaksir merugi sebesar Rp692,99 miliar.
Dana yang seharusnya digunakan sebagai modal kerja justru dipakai untuk membayar utang lama dan membeli aset non-produktif, seperti tanah di Yogyakarta. Sritex diketahui hanya mendapat skor kredit B2B, namun tetap disetujui memperoleh pinjaman besar. Kejagung mencium adanya indikasi persekongkolan antara debitur dan pejabat bank.
Baca Juga: Eks Dirut Sritex Jadi Tersangka Korupsi Kredit Bermasalah Rp3,58 Triliun
Dua mantan pejabat bank juga ditetapkan sebagai tersangka: Zainuddin Mappa, eks Dirut Bank DKI, dan Dicky Syahbandinata, eks pimpinan divisi korporasi Bank BJB. Penyidik telah menggeledah sejumlah lokasi di Jakarta, Solo, dan Bali, serta menyita 15 barang bukti elektronik dan dokumen keuangan.
Sritex adalah potret raksasa industri yang tumbuh di bawah bayang-bayang Orde Baru, berjaya sebagai ikon tekstil nasional, lalu runtuh di tengah derasnya tantangan zaman dan krisis tata kelola. Ironisnya, di era pemerintahan Presiden Prabowo yang bertekad menguatkan ekonomi nasional, salah satu simbol kejayaan industri dalam negeri justru resmi tumbang.
Kini, nama besar Sritex tak lagi berdiri di jalur produksi, tapi bergema di ruang sidang pengadilan.
Saat Habib Rizieq Singgung Pengangguran dan Naiknya Gaji TNI2025-05-22 17:17
Virtual Colonoscopy, Alternatif Cepat dan Nyaman Skrining Kanker Usus2025-05-22 16:49
FOTO: Icehotel Buka Kembali di Swedia, Menginap di Suhu2025-05-22 16:35
KPK Cium Adanya Korupsi di Formula E, Anies Harap Siap2025-05-22 16:22
Kemenperin Tingkatkan Kompetensi Bahasa Mandarin SDM Industri Nasional2025-05-22 16:19
Temui Presiden, Ketua DPD Sampaikan Perlunya Kembali ke Sistem Bernegara Rumusan Pendiri Bangsa2025-05-22 16:11
Belum Juga Disidang, Berkas Penyidikan Ferdy Sambo Masih Diteliti Kejaksaan Agung2025-05-22 16:02
Belum Juga Disidang, Berkas Penyidikan Ferdy Sambo Masih Diteliti Kejaksaan Agung2025-05-22 15:49
Tolong Pak Polisi Tolong..Jangan Pukul dan Tendang Pendemo, Pinta Rektor UIC2025-05-22 15:36
Gugus Tugas Prabowo Sebut Menu Makan Siang Bergizi Gratis Setiap Daerah Berbeda, Tapi...2025-05-22 15:29
Kabar Gembira! THR PNS Akan Diberikan Lebih Awal2025-05-22 17:03
Eggi Sudjana Ingin Tahu Ilmu Hukumnya Jokowi, 'Dia Ngerti Gak?'2025-05-22 17:01
Ridwan Kamil Ngaku Bersahabat dengan Anies Baswedan di Balik Panggung Politik2025-05-22 16:56
Rayakan Ultah, Taylor Swift Tampil Cantik Pakai Gaun Kristal Rp70 Juta2025-05-22 16:42
Cara Batalkan Ikut Bukber yang Sopan Agar Teman Tidak Kecewa dan Marah2025-05-22 16:37
Jadi Tersangka, Pria Pembunuh Pacar yang Sedang Hamil di Cengkareng Terancam 15 Tahun Penjara2025-05-22 16:28
Lawan Arah hingga Picu Kecelakaan di Tol MBZ, Lettu GDW Dipastikan Kena Sanksi Disiplin2025-05-22 16:22
Menteri Ekraf Sebut APINDO dan KADIN Mitra Strategis Pengembangan Ekraf di RI2025-05-22 16:11
国外建筑留学有哪些院校值得申请?2025-05-22 15:53
KPK Dalami Dugaan Mardani Maming Kendalikan Perusahaan Tambang2025-05-22 15:32