会员登录 - 用户注册 - 设为首页 - 加入收藏 - 网站地图 Pusaka, Kebaya Jadi Sarana Transformasi Seniman Woro Mustiko!

Pusaka, Kebaya Jadi Sarana Transformasi Seniman Woro Mustiko

时间:2025-06-06 21:07:27 来源:quickq电脑版怎么安装 作者:知识 阅读:614次
Jakarta,quickq官网网站 CNN Indonesia--

Buat seniman asal Solo, Jawa Tengah Woro Mustiko, kebayalebih dari sekadar penutup badan. Kebaya bagai pusaka sekaligus sarana transformasi diri. Seperti apa kisahnya?

Woro kecil merasa kuno ketika hanya dirinya yang mengenakan siluet busana tradisional berupa kebaya. Turut dalam proyek "Di Atas Rata-rata" yang diinisiasi musisi Erwin Gutawa, Woro makin 'ciut' saat hanya dirinya yang menyanyikan lagu daerah, sementara anak-anak lain menyanyikan lagu berbahasa Indonesia dan bahasa Inggris.

Pusaka, Kebaya Jadi Sarana Transformasi Seniman Woro Mustiko

Pusaka, Kebaya Jadi Sarana Transformasi Seniman Woro Mustiko

"Teman saya nyanyi enggak ada yang Jawa, saya Jawa banget. Saya pakai kebaya sendiri, lainnya modern. Kok, aku kuno?" kenang Woro dalam konferensi pers bersama Bakti Budaya Djarum Foundation di Galeri Indonesia Kaya, Mal Grand Indonesia, Jakarta Pusat, Selasa (23/7).

Pusaka, Kebaya Jadi Sarana Transformasi Seniman Woro Mustiko

ADVERTISEMENT

Pusaka, Kebaya Jadi Sarana Transformasi Seniman Woro Mustiko

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pilihan Redaksi
  • Mengenal Kebaya Janggan, Kebaya yang Dipakai Jeng Yah Si Gadis Kretek
  • 'Jiwa Ketok', Kala Lukisan S. Sudjojono Menjelma Kemeja dan Kebaya
  • Kebaya dari Masa ke Masa: Dipakai Ibu Petani hingga Pekerja Seni

"Kebaya itu sudah bukan kostum untuk saya, kebaya sudah jadi pusaka yang saya kenakan. Ketika pakai kebaya sebelum pentas, itu jadi transformasi. Pakai kebaya,hap! Udah enggak bisa neko-neko," ujarnya.

Jadi manusia yang eling

Woro bercerita, ia dibiasakan menjaga sikap ketika berkebaya. Perempuan kelahiran 22 tahun silam ini tak bisa bebas dan asal bertingkah seperti halnya saat mengenakan kaos dan celana.

Dia merasa, ketika mengenakan kebaya, segala sesuatunya harus rapi, halus, sesuai tata krama. Apalagi, bawahan kain yang cukup rapat menjaga kaki tidak melangkah terlalu lebar.

"Rasanya mau bertingkah aneh, si kebaya ini kayak membisiki kita, 'gak oleh ngono' (tidak boleh begitu)," imbuhnya.

Namun, kebaya tidak serta merta mengubah karakter dirinya. Woro tidak menjadi orang lain hanya karena mengenakan kebaya.

Dia mengaku, kebaya membuat dirinya lebih sadar atau 'eling' bahwa mengenakannya berarti mengenakan pakaian kebesaran dan ada berkat leluhur yang tersemat di sana.

Kini, Woro melihat kebaya semakin luwes dan mudah dikenakan. Kebaya tak lagi terkurung dalam acara formal atau momen tertentu saja.

"Bahwa mungkin dengan rasa yang sama, sakral, agung, mungkin orang takut pakai. Sekarang citranya lebih easy, kegiatan sehari-hari, sehingga eksistensinya terjaga dan esensinya terus lestari. Saya senang dengan perkembangannya sekarang," kata dia.



(els/asr)

(责任编辑:娱乐)

相关内容
  • Sandiaga Wajib Bacakan Surat Pengunduran Diri di Hadapan DPRD DKI, Kalau Nggak....
  • Selalu Tepat Waktu, Shinkansen di Jepang Datang Terlambat Gegara Ular
  • Desa Penglipuran Bali Banjir Turis Lokal Hingga 6 Ribu Orang per Hari
  • Jokowi: Negara Manapun Tidak Ada yang Bisa Hentikan Industrialisasi Indonesia!
  • Wanita 60 Tahun Raih Mahkota Miss Universe Buenos Aires
  • VIDEO: 60 Detik Wisata Padang
  • Si Kembar Siam Tertua Lori dan George Meninggal Dunia
  • Ketua MUI Singgung Lengan Baju Ganjar Pranowo Saat di Video Azan: Kenapa Tidak Digulung?
推荐内容
  • Sidik Jari di 9 Titik Pada TKP Jasad Cinere Diteliti Puslabfor dan Inafis
  • Pertama Kalinya, Raja Charles Buka Kastil Balmoral untuk Wisata
  • Sering Salah, Apa Beda Silaturahmi dan Silaturahim?
  • Gelar Rapimnas, Demokrat Siap Deklarasi Bacapres
  • Pengamat Curiga Pembentukan Densus Tipikor Bertujuan Politis
  • Rocky Gerung Tak Hadir, Sidang Gugatan di PN Jaksel Ditunda, Rumahnya Kosong