您的当前位置:首页 > 焦点 > Islam dan Budaya Jawa Dalam Semangkuk Kolak 正文
时间:2025-05-22 21:26:12 来源:网络整理 编辑:焦点
Jakarta, CNN Indonesia-- Semangkuk kolaksaat berbuka puasaterasa menyegarkan tenggorokan. Rasa manis quickq苹果下载安装
Semangkuk kolaksaat berbuka puasaterasa menyegarkan tenggorokan. Rasa manis dan gurih saat menyeruput kuah, ditambah campuran ubi dan pisang kepok bisa menambah nikmatnya berbuka dengan kolak di Ramadhan kali ini.
Kolak memang bisa dinikmati kapan saja, tapi kolak paling tenar dan terasa lebih spesial ketika memasuki bulan Ramadhan. Istilah 'berbukalah dengan yang manis' mungkin jadi salah satu alasan kenapa kolak dicari hampir semua orang di bulan Ramadhan.
Semangkuk kolak yang biasa tersaji untuk menu berbuka bukan cuma soal makanan. Bukan juga makanan manis untuk sekadar berbuka puasa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kolak yang selama ini dikenal sebagai menu berbuka puasa ternyata sudah ada sejak zaman dahulu kala. Meskipun tak ada manuskrip tertulis soal 'penciptaan' pertama kolak, tapi dongeng dari mulut ke mulut menyebut bahwa kolak adalah salah satu 'alat' penyebaran agama Islam di masa lalu.
Sejarawan kuliner dari Universitas Padjadjaran Fadly Rahman mengatakan setiap unsur dalam kolak bahkan diyakini memiliki filosofinya sendiri. Bahkan pemilihan namanya pun sudah sarat dengan filosofi Islam, yakni diambil dari kata khaliq yang artinya Allah Maha Pencipta.
"Secara Islam memang oleh masyarakat dikaitkan dengan sang khalik, ini jika melihat dari sudut pandang filosofi Islam," kata Fadly saat dihubungi CNNIndonesia.combeberapa waktu lalu.
Selain nama, bahan-bahannya juga sangat sarat dengan Islam. Misalnya pemilihan pisang kepok yang digunakan untuk campuran kolak kata Fadly diambil dari kata kapok.
Kapok di sini artinya pertobatan. Kolak digambarkan sebagai makanan yang isinya pertaubatan agar tidak lagi berbuat dosa di bulan Ramadhan.
Selain pisang, bahan lainnya juga ada ubi yang disebut memiliki arti pendem. Ubi adalah makanan yang diambil dari dalam tanah, ini kata Fadly mengingatkan bahwa manusia berasal dari tanah dan akan kembali ke tanah.
"Sementara untuk santan itu konon memiliki arti permohonan maaf. Jadi secara keseluruhan kolak ini dalam Islam memiliki filosofi ingat kepada Yang Maha Kuasa dengan bertaubat dan meminta maaf serta ingat bahwa tak ada yang abadi di dunia," kata dia.
Lantas, bagaimana dari segi budaya Jawa, apakah memiliki arti yang sama?
Kata Fadly, sebenarnya keyakinan atau filosofi Islam dan Jawa berkaitan dengan kolak tidak jauh berbeda. Tapi, ada satu hal yang berbeda.
Dalam keyakinan masyarakat atau budaya Jawa kolak juga memiliki arti khusus. Kolak bagi masyarakat Jawa diyakini sebagai ungkapan rasa syukur terhadap sang pencipta. Hal ini jugalah yang jadi alasan mengapa kolak selalu ada di acara-acara besar masyarakat Jawa di masa lalu.
"Jadi dulu kolak bukan cuma ada pas puasa, ada juga waktu kenduri atau hajatan budaya Jawa," katanya.
Lihat Juga :![]() |
Ucapan rasa syukur ini kata Fadly bisa terlihat dari penggunaan santan dan gula kelapa dalam kolak. Perlu diketahui, kelapa adalah salah satu pohon yang dianggap penting bagi masyarakat Jawa.
Pohon kelapa adalah pohon yang melambangkan kehidupan. Semua hal yang ada di dalam kelapa bisa digunakan. Mulai dari daun, buah, pohon, bahkan pelepah, hingga calon buahnya juga bisa dimanfaatkan.
"Kelapa adalah tree of life. Jadi bagi masyarakat dalam budaya Jawa kolak itu perwujudan rasa syukur atas kehidupan yang diberikan sang pencipta," katanya.
Bagi sebagian orang, kolak mungkin hanya menu biasa untuk berbuka puasa. Tapi bagi orang lain kolak adalah gambaran kehidupan, ucapan rasa syukur, dan cara pertobatan atas segala perbuatan dosa di masa lalu.
Selain nikmat, kolak ternyata memiliki makna yang cukup mendalam.
(tst/chs)澳大利亚艺术类大学,这几所你值得申请!2025-05-22 21:03
Riwayat Pendidikan Najwa Shihab, Jebolan UI yang Viral Usai Sebut Jokowi Nebeng TNI AU ke Solo2025-05-22 20:45
Pendidikan era Prabowo Fokus ke Bidang STEM, Siswa Diajari Matematika sejak TK?2025-05-22 19:50
Kuasa Hukum Supriyani: Penyidikan Langgar Prosedur, Kasus Dipaksakan2025-05-22 19:22
7 Cara Ini Bikin Kamu Bebas Bau Mulut Saat Puasa2025-05-22 19:13
Denny Indrayana: Jangan Sampai Penundaan Pemilu Menjadi Kenyataan2025-05-22 19:12
Sedang Marak, Waspada Cara Penularan Chikungunya2025-05-22 19:11
Wapres Gibran Tinjau Proyek JSDP WIKA, Tekankan Rampung Tepat Waktu dan Berualitas Terbaik2025-05-22 19:06
DPR Akan Sampaikan Pandangan Soal Amnesti Baiq Nuril2025-05-22 19:01
Perkuat Perda2025-05-22 18:58
Besok Gelar RUPS, Semen Indonesia (SMGR) Mau Minta Restu Jalankan Kegiatan Usaha Baru2025-05-22 21:03
Demi Pertahankan KJP Tahun Depan, DPRD2025-05-22 20:40
Tampang Guru SD di Grogol yang Cabuli Muridnya Saat Les, Kini Berstatus Buron2025-05-22 20:32
Mengapa Pesawat Tak Boleh Terbang di Atas Ka'bah?2025-05-22 20:31
Mendikdasmen Salurkan Bantuan ke 114 Sekolah di Bekasi Terdampak Banjir2025-05-22 20:18
Sedang Marak, Waspada Cara Penularan Chikungunya2025-05-22 19:54
Peras Warga dengan Modus Narkoba, 3 Polisi Gadungan di Jakbar Ditangkap2025-05-22 19:22
Pariwisata Global Bangkit, 1,4 Miliar Wisatawan ke Luar Negeri di 20242025-05-22 19:10
VIDEO: Apa Zakat Fitrah yang Terbaik, Uang atau Makanan Pokok?2025-05-22 19:03
Minum Kopi Hitam Pahit Setiap Hari, Apa Efek Sampingnya?2025-05-22 19:01